Being Strong is Your Choice of Life

Source: google
"Ketika kita meminta kekuatan, Allah memberi kita ujian dan tantangan untuk dihadapi."

Ya, kira-kira begitulah quote yang gue dapet dan itu bener banget. Gue belakangan ini dihadapi dengan situasi yang sangat gue benci tapi harus dilewati. Kira-kira gambarannya begini:



Terkadang kita yang terlalu baik atau terlalu bodoh?
Kita berbuat baik dengan segala pengorbanan sedangkan diakhir hanya kita sendiri yang lelah.

Aku takut, karena begini semakin banyak orang-orang yang memakai kebaikan kita untuk keperluannya sendiri.
Aku takut, karena begini semakin kuat persepsiku bahwa aku yang benar dan mereka yang salah.

Jadi kalau begini, siapa yang dibodohi? Siapa yang ikhlas?

Aku takut, ketika segala pengorbanan kita dipandang sebalah mata. Mereka merasa iba tanpa aksi membantu.

Aku takut, ketika segala pengorbanan kita terjadi kesalahan, semua mata itu memandang dan menyalahkan. Padahal selama ini kita yang berdiri mengerjakan semuanya.

Jadi kalau begini, apa pantas kita harus merasakan seperti ini?



Gue diminta untuk melakukan hal yang terbaik walau pada akhirnya orang-orang hanya lalu lalang dan melihat hasil kita. Padahal proses yang bagus akan membuahkan hasil yang bagus, tapi hasil yang bagus belum tentu dari proses yang baik.

Contoh: A dan B dapet nilai 100. Tapi dibalik semua itu....
A bener-bener belajar, memahami konsep, latihan soal-soal dan mendapat 100.
B nanya-nanya bocoran soal atau jawaban dan mendapat 100.


Gue pernah cerita ini dan alhamdulillah ke orang yang tepat. Dari segala perbincangan kita, yang gue tangkep adalah:
1. Sahabat itu sebenernya ga ada. Karena dari pengalaman juga, bahkan temen deket itu ga ada. Bro, Sis, jarang banget ada orang yang inget kita ketika suka, padahal dari suka sampai duka kita jalanin bersama. Sedikit lost contact, berubah semuanya.

2. Ga semua orang bisa jadi tempat cerita. Apalagi kalau udah berumah tangga. Ga mungkin juga kan kita cerita masalah rumah tangga sendiri ke temen deket? Belum tentu dibantu, digosipin bisa jadi. Gue menemukan bahwa diantara sekian banyak orang yang bertanya, "Lu kenapa?" mayoritas adalah kepoers, sedikit yang punya niat bantu. Waktu kita jawab A, mereka puas dengan jawaban kita dan 'syung' hilang. Dunia, oh dunia.


Berkat rahmat dari Allah lewat hujan, gue merenung, apapun yang kita lakukan di depan mata manusia pasti emang salah karena manusia tempatnya "ga puas". Sedikit-dikit komentar, kritik, gosip. Intinya: kita gimana pun caranya harus tetap berbuat baik kepada sesama tanpa syarat apapun. Walaupun sakit hati karena ga direspon, toh kita berbuat baik karena Allah dan karena ingin membantu, bukan dibalas. Kalaupun orang itu membalas kebaikan kita, itu adalah bonus atas apa yang telah kita perbuat.


"Seenggaknya walaupun kita ga ada, orang pernah inget kebaikan kita bahkan sekalipun kita kerja di balik layar." -NN

Source: google
Souce: google

Komentar