Kembalikan Aku yang Dulu

Ku taruh tas, ku kunci semua pintu, ku matikan seluruh lampu, dan ku hempas badanku ke kasur. Sepi. Sunyi. Hanya sinar rembulan melalui celah kecil di jendela yang menemani. Ku pejamkan mata sejenak. Telepon genggamku berbunyi. Ku lihat layarnya. “Oh dia,” ucapku dalam hati. “Masih saja menggangguku di waktu aku ingin sendiri.” Aku reject teleponnya. Telepon genggamku berbunyi lagi. Ku lirik layarnya, masih saja. Aku reject lagi teleponnya. Teleponku berbunyi. Kini aku biarkan saja, tak ku angkat sama sekali.

Aku lanjutkan memejamkan mataku. Aku taruh telapak tangan kiriku tepat di mataku. Aku terbangun. Ku raih cermin di meja riasku. Aku tatap sesosok bayangan disitu. “Siapa kau?” tanyaku. “Aku tak mengenalmu. Siapa kau? Siapa aku?” lanjutku.

“Aku bukanlah kau, dan kau bukanlah aku. Lalu kita siapa? Kau berbeda. Jauh berbeda. Sosok diriku yang ku kenal bukan seperti ini. Diriku adalah sosok yang mau berjuang, pekerja keras, optimis, dan ceria. Kau siapa?” aku tatap lagi bayangan itu. Tepat di matanya. Sendu. Kesedihan terlihat disana.

“Aku bukanlah kau, dan kau bukanlah aku. Lalu kita siapa? Aku bukanlah seorang yang cengeng. Aku adalah orang yang kuat. Bukan sepertimu. Cengeng dan mudah sekali down. Kau siapa?” aku tatap lagi bayangan itu.

Ya, itulah aku. Aku yang berbeda. Sisi lain yang tak ku harapkan. Sisi lain yang tak pernah aku berdo’a untuk dipertemukan. Sisi lain yang membuat diriku terlena dan mengecewakan. Dia bukanlah aku. Percayalah! Aku rindu sosokku yang lama. Kau sembunyikan dimana dia? Apakah kau tak tahu betapa beratnya batin ini berpisah dengannya? Apakah kau tak tahu betapa aku sangat merindukannya?  “Kembalikan dia! Kembalikan dia! Kembalikan!!!”

Sunyi. Sepi. Hanya diriku sendiri disini. Menatap pecahan cermin dengan lekat. Tak peduli betapa perih luka, tak peduli betapa sakitnya tergores, tak peduli lagi air mata yang telah mengalir.

Hanya diriku sendiri disini. Ditemani oleh cahaya rembulan yang masuk melalui celah kecil jendela dan bayanganku pada cermin. Hanya satu hal yang aku minta, kembalikan aku yang dulu.

Komentar