KARIR SEJATI

Hai hai pagi! Tak terasa #9daystoRamadhan ya :)

Liburan kali ini mager banget keluar rumah. Hmm rasanya di rumah tuh ada lem yang membuat diri ini ga bisa lepas sama sekali dari rumah. Yah, mungkin gue akan menemukan soul gue di rumah.

Btw, ngomongin rumah, kali ini gue mau ngeshare opini gue tentang IRT. WHAT? Apaan tuh?
IBU RUMAH TANGGA

Uhuk *batuk* let's start!


Di kehidupan modern ini dimana kedudukan wanita di masyarakat setara dengan kedudukan para pria, seperti hal pendidikan maupun pekerjaan. Dengan keajaiban suatu hal ini para wanita ga mau menyia-nyiakan kesempatan untuk menunjukkan skills mereka dong. Bayangkan aja kapan lagi para wanita bisa meraih ilmu setinggi-tingginya? So, mulailah bertebaran para wanita karir dimana-mana.

Gue secara jujur excited banget akan hal ini. Memiliki pendidikan dan tidak menjadi mahkluk yang tertinggal. Bahkan karena hal itu mungkin para wanita bisa bermimpi lebih tinggi. Contohnya gue. Gue pingin jadi seorang dokter yang baik. Dan semua orang tau dokter itu termasuk salah satu dari profesi yang bergengsi dan menjadi unggulan. Bahkan terkadang gue agak ragu melihat banyak banget orang-orang yang ingin jadi hal serupa dan dicantumkan di list cita-citanya

Tapi, keraguan gue makin kuat. Maksudnya gini, kalau gue jadi dokter dan gue sudah sangat mencintai profesi gue ini, dan tiba saatnya gue harus berkeluarga. And then, menjadi seorang dokter itu agak complicated rupanya. Kerjanya pakai shift. Terus gue membayangkan seandainya gue dapet shift malam dan gue sudah berkeluarga. Anak sama suami gue gmn? :') #curcol

Belum lagi kalau ambil specialist. It's okay kalau gue harus kuliah lagi. Tapi yang ditakutkan adalah ketika gue sudah menjadi dokter specialistnya itu. Contoh, gue pingin jadi dokter kandungan. Kata orang jarang banget dokter kandungan yang cewek. Kenapa? Fisik. Ya, lelah fisik. Siapa yang tau waktu akurat saat seorang ibu akan melahirkan anaknya? Harus stand by kapanpun bukan? Terus gue mulai membayangkan, jika suatu saat tengah malam gue ditelpon karena pasien gue melahirkan. Gue harus kesana sekarang juga, ga mungkin kan gue tunda! Itu masalah nyawa ibu dan anaknya :') dan gue pun meninggalkan rumah disaat larut, suami dan anak masih terlelap. Kalaupun suami mengizinkan, siapa sih yang mau istrinya pergi tengah malam (walaupun karena profesi)? Berat banget pasti.

Another story, kalau seandainya gue jadi seorang karyawan disuatu perusahaan. Senin-Jum'at kerja dengan waktu dari pagi (mungkin) sampai sore. Kalaupun gue udah berkeluarga kapan waktu gue buat di rumah? Kapan gue punya waktu untuk main dengan anak-anak gue? :')

So, dari situlah gue berpikir, sebenernya kita para wanita lebih baik dimana?


After read those tweets from Ust. Felix Siauw, it's clear now. Emang sebenarnya hakikat para wanita itu sepenuhnya untuk keluarga.

Gue pernah berbincang dengan salah satu teman gue, dia seorang cowok dan senang banget baca buku tentang psikolog. Dia pernah bilang:

"Wanita tuh beda sama pria. Wanita bisa melakukan banyak kegiatan dalam satu waktu, tapi pria hanya bisa melakukan satu kegiatan dalam satu waktu. Makanya wanita itu bisa ngurus rumah, ngurus anak, ngurus suami dalam satu waktu."
Gue pikir-pikir iya juga sih. Banyak temen cewek gue yang multi-talent dan akan lebih baik jika keahlian wanita itu diaplikasikan dalam kehidupan rumah tangga as full-time mother, right?

Bukan berarti ilmu yang kita (para wanita) raih tinggi-tinggi akan sia-sia. Justru akan berguna banget untuk anak-anak kita nanti. Dan gue lebih prefer sibuk dimasa-masa remaja ini dengan berbagai banyak pengalaman kegiatan positif walau sejatinya nanti saat berkeluarga kesibukkan kita hanya di rumah.

Finally, setiap hal pasti ada pro dan kontra. Mungkin yang baca opini gue ada yang setuju dan ada yang tidak. YOUR LIFE YOUR CHOICE. Cuma diri kalian yang menentukan. Hanya berbagi opini dan menjadi masukan aja kok :)

Komentar